Example 728x250
Pemerintah

Wakili Magetan, Desa Cileng Masuk 3 Besar Lomba Kampung KB Tingkat Provinsi Jawa Timur

291
×

Wakili Magetan, Desa Cileng Masuk 3 Besar Lomba Kampung KB Tingkat Provinsi Jawa Timur

Sebarkan artikel ini

 

Pewarta .TV, Magetan – Mewakili Kabupaten Magetan, Kampung KB Desa Cileng, Kecamatan Poncol, masuk dalam 3 besar Lomba Kampung Keluarga Berkualitas (KB), tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2025.  Desa Cileng ini bersaing dengan salah satu desa di Kabupaten Nganjuk dan Tulungagung

Hari ini tim penilai dari Provinsi Jawa Timur yang diketuai Juni Dwi Tjadikijanto melalukan kunjungan untuk menilai lapangan di Kampung KB desa Cileng, Jumat (16/5/2025)

Penilaian lomba Kampung KB melibatkan beberapa tahap dan kriteria. Secara umum, penilaian dilakukan melalui seleksi berkas, wawancara, dan verifikasi lapangan.

Tim penilai juga akan melakukan wawancara dengan pengurus Kampung KB untuk menilai efektivitas program, keterlibatan masyarakat, dan dampak positif yang dicapai.

Terpilihnya Kampung KB di Desa Cileng, Kecamatan Poncol, dikarenakan kondisi Desa Cileng sebelum ditetapkan sebagai kampung KB, ditetapkan sebagai desa miskin dan terpencil

Dengan transformasi program kampung KB Desa Cileng mampu meraih prestasi dan inovasi dalam hal percepatan penurunan stunting

“Dengan masuknya 3 besar Lomba Kampung Keluarga Berkualitas ini, kami optimis Kampung KB Desa Cileng menang “ungkap Hermawan, Plt, Kepala Dinas PPKB PPPA Magetan

Sementara, Pj Bupati Magetan Nizhamul berharap Desa Cileng bisa menjadi teladan untuk desa yang lain

” Kami berharap, Desa Cileng benar-benar siap menjadi desa teladan dan bisa menjadi pemenang. Itu harapan kami,” kata Pj Bupati Magetan

Juni Dwi Tjadikijanto, Ketua tim Juri  Lomba Kampung Keluarga Berkualitas (KB), tingkat Provinsi Jawa Timur mengatakan jika penilaian ini didasarkan pada 3 indikator utama input, prose, dan output (outcame)

“Output-nya kami lihat dari capaian seperti Indeks Pembangunan Keluarga, Indeks Desa Mandiri, dan prevalensi stunting. Sedangkan inputnya, kami menilai data-data yang dimiliki, seperti nama-nama kampung KB, fasilitas yang tersedia, struktur organisasi, serta dokumen pendukung lainnya. Prosesnya sendiri mencakup pelaksanaan kegiatan, seperti pengasuhan anak, perhatian terhadap lansia, ekonomi keluarga, hingga penanganan stunting,” ungkap Juni (ik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *