Example 728x250
Politik

Gandeng Awak Media, Bawaslu Kota Madiun Gelar Media Gethering Tangkal Hoaxs

12
×

Gandeng Awak Media, Bawaslu Kota Madiun Gelar Media Gethering Tangkal Hoaxs

Sebarkan artikel ini
Media Gathering bertajuk ”Peran Media sebagai Mitra Bawaslu dalam Melawan Hoaks, Ujaran Kebencian, dan Politisasi SARA pada Pemilihan Serentak Tahun 2024 di Tomoro Coffe Kota Madiun, Selasa (29/10/2024)

Pewarta.TV, Madiun – Ciptakan Kondusifitas Pemilu serentak 2024, Bawaslu Kota Madiun gandeng awak media menggelar Media Gathering bertajuk ”Peran Media sebagai Mitra Bawaslu dalam Melawan Hoaks, Ujaran Kebencian, dan Politisasi SARA pada Pemilihan Serentak Tahun 2024”. Selasa (29/10/2024)

Kegiatan yang berlangsung di Tomoro Coffe Kota Madiun dihadiri awak media, pemilih pemula dan sejumlah undangan dengan menghadirkan narasumber PWI, IJTI dan AMSI

Divisi Hukum, Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat Mohda Alfian, mengatakan, kegiatan ini sebagai upaya kerjasama dengan stakeholder untuk menciptakan kondusifitas selama tahapan Pemilu serentak tahun 2024.

“Khususnya dengan media melalui narasi pemberitaan media massa,” kata Mohda.

Sementara Siswo Widodo narasumber dari PWI Madiun Raya, mengingatkan kepada semua insan pers dalam bertugas hendaknya mendasarkan pada Undang-Undang Pers Nomor 40 tahun 1999 dan Kode Etik Jurnalistik. Dia juga berharap, Bawaslu sebagai badan publik hendaknya lebih terbuka dalam memberikan dan menyediakan informasi yang benar dan tidak menyesatkan.

“ Bawaslu harus lebih terbuka dengan media sebagai mitranya. Dan, media sebagai wakil publik wajib menyampaikan informasi yang benar dan tidak menyesatkan,” kata Siswowidodo.

Pengurus Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Mataraman, Arif Hidayatullah juga mengingatkan kembali hal-hal yang sudah dipedomani oleh awak media. Amanat Dewan Pers terkait urusan pers dengan kontestasi pemilu 2024 harus dijadikan pijakan bersama.

“ Terciptanya pemilu yang demokratis dan berkualitas. Suksenya pemilu ada di tangan pers,” ujar Arif.

Ketua Aliansi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Timur, Hari Tri Wasono menyatakan bahwa berita hoaks dan ujaran kebencian sering terjadi di media sosial bukan di media massa. Karena pengguna medsos lebih cenderung melihat daripada mendengar. Selain itu ada ketakutan ketinggalan informasi sehingga update informasinya dari medsos daripada media massa.

“Pengguna medsos lebih cenderung melihat daripada mendengar. Di sinilah pintu masuknya berita hoax,” kata Hari. (ik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *