Pewarta.TV, Magetan – Dinas Peternakan dan Perikanan Magetan Jawa Timur, mencatat sepanjang tahun 2024 terdapat 781 hewan sapi terjangkit PMK, 33 ekor sapi mati di dua bulan terakhir, saat ini petugas menggenjot vaksinasi
Selama ini Magetan menjadi kabupaten surplus daging sapi, namun hal itu sudah lagi tidak berlaku, sebab populasi hewan sapi di Magetan kian hari kian menyusut akibat kasus pmk
Tiga tahun lalu di Magetan ada sekitar 117 ribu ekor sapi berkembang biak di Magetan, akan tetapi saat ini tinggal tersisa sekitar 60 ribu ekor sapi yang hidup
Kematian sapi di Magetan tidak lain akibat terjangkit wabah virus pmk, “penyakit mulut dan kuku”, yang mengakibatkan sapi sakit, bahkan mati, karena mulut membusuk dan kaki sapi alami kelumpuhan
Dijelaskan Nur Haryani, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Magetan, dua bulan terakhir, di ahkir tahun 2024 wabah pmk kembali merebak luas, tersebar merata di Magetan
“ Kasus PMK ini luar biasa ya karena kita laporan di 2 bulan terakhir ini terkait PMK yang ada di masyarakat luar biasa, ternyata dari mulai Januari kita masih ada meskipun sedikit kasus dan puncaknya ada di November dan Desember laporan sepanjang 2024 ini mungkin kurang lebih ada 780-an kasus di mana 33 sampai dengan detik ini tadi infonya itu ada kematian 33 ekor. ” kata Nur Hariyani
Ia menambahkan kuota vaksin disediakan pemerintah provinsi, pusat habis, sehingga peternak terpaksa melakukan vaksin mandiri
“ Dari awal harapannya perluasan vaksinasi terus di 2024, sedangkan karena ada informasi nanti di 2025 itu vaksin saja tidak ada alokasi lagi, sehingga dari awal kita sudah mengirimkan edaran ke seluruh desa Kecamatan dan seluruh desa mengedukasi masyarakat pentingnya vaksinasi karena pentingnya vaksinasi ini harapan kami mereka sudah berupaya untuk melaksanakan vaksin secara mandiri” tambahnya
“ Rata-rata PMK yang terjadi saat ini gejalanya agak berbeda dengan yang hari ini, kalau di awal itu kita masih ada tanda-tanda awal nya tanda yang terkena PMK ada luka di mulut baru akhirnya menyerang ke kuku, kalau sekarang ini tahu tahu kakinya sudah terserang dan terus mati, saat ini kami masih mencoba menganalisa apakah ini murni PMK ataukah ada penyakit-penyerta lainnya” pungkasnya (jk/red)